KONTROVERSI MEMOAR SINTONG PANJAITAN


Sintong Panjaitan tiba-tiba menjadi buah bibir khususnya dikalangan pemerhati politik. Hal ini berhubungan dengan rencana penerbitan buku Memoar Sintong Panjaitan miliknya.
Disebut-sebut bahwa isi memoir Sintong Panjaitan ini merupakan salah satu pelurusan sejarah yang selama ini telah disembunyikan kebenarannya. Namun sebagian pihak membantah klaim pelurusan sejarah ini dan mengatakan bahwa apa yang ditulis Sintong dalam bukunya adalah merupakan versi kenangan pribadinya.

Suatu keanehan memang sempat muncul ketika Letjen (Purn) Sintong Panjaitan hadir dalam sebuah wawancara eksklusif dalam sebuah program di salah satu stasiun televise nasional Senin kemarin (9/3). Tiba-tiba wawancara tersebut menghilang begitu saja setelah dipotong oleh break iklan sebelum Sintong menceritakan lebih banyak mengenai isi bukunya yang akan diterbitkan pada 11 Maret 2009 besok.

Keesokan harinya stasiun televise tersebut justru menghadirkan seorang mantan jenderal lainnya untuk meng-counter semua pernyataan Sintong.

Sintong Panjaitan termasuk salah satu parjurit dengan karir yang melesat hingga ia menjabat Pangdam Udayana dengan pangkat Mayor jenderal di usia yang relative muda dimana Timor Timur pada waktu itu masih termasuk wilayah kerja Kodam Udayana. Karir militer Sintong dimulai secara gemilang sejak di akademi militer, lulus dengan predikat terbaik, karirnya memang termasuk ecellent. Salah satu prestasi gemilang Sintong Panjaitan adalah ketika ia sukses memimpin operasi pembebasan pembajakan pesawat Garuda, Woyla di bandara Don Muang, Bangkok yang oleh sebagian pihak pembajakan tersebut hanyalah sebuah rekayasa dengan tujuan politik untuk mengangkat nama LB Moerdani pada saat itu.

Masih banyak prestasi cemerlang Sintong Panjaitan lainnya selama ia menjadi militer. Ketika ia menjadi Pangdam, banyak pihak yang sudah memperkirakan bahwa suatu saat Sintong panjaitan akan menjadi pimpinan TNI.

Akan tetapi ketika menjabat Pangdam Udayana itulah Sintong Panjaitan “digergaji” dengan peristiwa Santa Cruz Dilli, Timor Timur, tahun 1991. Pada peristiwa Santa Cruz, terjadi penembakan terhadap pendemo di Dilli pada waktu itu. Pada waktu itu ada suatu “kesatuan tak dikenal” yang membuat onar dan menembaki orang yang sedang demo. “Pasukan tak dikenal” itu diluar kendali Kodam Udayana, dan nampaknya “pasukan tak dikenal” itulah yang telah di setting untuk menjebak Kodam Udayana, dimana Sintong Panjaitan menjadi Panglima. Akibat dari kejadian Santa Cruz, sebagai Panglima, Sintong langsung dicopot, dan dianggap bertanggung jawab atas insiden Santa Cruz.

Setelah pencopotan jabatan Pandam, kemudian karir militer Sintong Panjaitan pun tamat.

Menurut Sintong Panjaitan, ketika acara pencopotannya, hampir semua petinggi TNI hadir. Kehadiran petinggi TNI itu menurut Sintong, merupakan apresiasi terhadap dirinya, mereka ikut bersimpati dan prihatin atas kejadian yang menimpa Sintong Panjaitan. Orang yang juga bersimpati pada Sintong Panjaitan, adalah Gubernur Timtim pada waktu itu Carascalao dan Uskup Belo, kedua orang tersebut sampai datang menemui Sintong di Denpasar untuk menyampaikan “penghargaan khusus”, atas jasanya selama menjabat Pangdam dengan wilayah Timtim.

Sebagai “penempatan dan pengendalian”, Sintong Panjaitan “ditugaskan” sebagai asisten BJ Habibie ketika Habibie menjadi Menteri. Sewaktu Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden, Sintong Panjaitan pun, masih dipercaya sebagai asisten. Ketika Soeharto lengser dan menaikkan Habibie menjadi Presiden, pada masa-masa itupun Sintong Panjaitan masih mendampingi Habibie. Pada peristiwa Letjen Prabowo Subianto, yang kala itu baru saja “dipecat” sebagai Pangkostrad, oleh Presiden Habibie, Sintonglah orang yang sangat mengetahui kejadian disekitar kegiatan Habibie.

Termasuk ketika Prabowo “menghadap” Habibie, kala itulah Sintong panjaitan, memaksa Prabowo untuk meninggalkan senjatanya sebelum bertemu Habibie. Sebagaimana diketahui, banyak rumor berseliweran di sekitar istana, terkait peristiwa bulan Mei 1998.

Penerbitan memoir mantan jenderal ini kelihatannya akan menjadi sebuah bola panas yang ikut memanaskan suasana politik menjelang Pemilu 2009 mendatang.



 
Part time data entry jobs avilable. No investment required to Join.
Required part time data entry workers all over the world. Abouselty free
to join. Do data entry from your home. Work 1 hr per day. Earn atleast $400 per day guaranty.
Visit - http://www.easydatajobs.com/index.php?E2ymx90=MTI5MzU3