MARKUS, BACK TO PSMS MEDAN.
Kiper utama PSMS Medan, Markus Horison, mempunyai motivasi tersendiri setelah pulang kandang kembali memperkuat PSMS Medan untuk Indonesia Super League (ISL) putaran kedua musim ini. "Aku ingin membayar utang dengan mengangkat kembali pamor PSMS yang sempat redup. Memang berat karena materi PSMS sekarang beda dengan musim lalu. Tetapi, kami yakin bakal menyelamatkan PSMS musim ini," kata Markus.
Markus termasuk salah satu dari sebagian pemain PSMS yang sempat eksodus menyusul krisis yang dialami klub kebanggaan warga Medan itu pada awal kompetisi musim ini. Bersama Saktiawan Sinaga, Mahyadi Panggabean, Usep Munandar, Legimin Raharjo, kiper tim nasional ini memilih hijrah ke kesebelasan Persik Kediri.
Namun, perjalanan Persik menghadapi musim baru ternyata tidak mulus. Tim "Macan Putih" julukan Persik Kediri terjerembab akibat hantaman badai krisis keuangan.
Buntutnya, Markus memutuskan "pulang kampung" ke Medan di akhir putaran pertama. Selain kondisi keuangan PSMS yang cukup sehat, ia juga ingin membayar utang atas kesalahannya meninggalkan PSMS Medan yang berjuluk "Ayam Kinantan".
Saat ini, PSMS memang terpuruk di urutan terbawah klasemen sementara ISL. Namun, berbeda di Copa Indonesia 2008-09, PSMS justru berkibar.
Mereka menempatkan diri sebagai salah satu dari delapan tim terbaik tahun ini. PSMS lolos ke babak delapan besar setelah menyingkirkan Persiraja Banda Aceh di babak 48 Besar dan PSPS Pekanbaru di babak 24 Besar, serta Persiba Bantul pada babak 16 Besar.
Sukses masuk delapan besar ini menjadikan PSMS kembali diperhitungkan menjadi kandidat juara Copa Indonesia. Tidak hanya itu, PSMS juga mencatat hasil bagus di ajang Piala AFC. Pada laga pertama penyisihan grup, PSMS berhasil mengalahkan wakil Malaysia, Johor FC 3-1.
"Berat memang dengan jadwal kompetisi yang padat tersebut. Yang pasti, target utama kami bisa keluar dari zona degradasi di ISL dan terus eksis di arena Copa Dji Sam Soe Indonesia," katanya.
Markus sendiri tidak ingin berangan-angan. Menurut pemain kelahiran Pangkalan Brandan, 14 Maret 1981 ini, tugasnya adalah tampil sebaik mungkin di setiap pertandingan.
"Tentu aku tidak bisa bekerja sendirian. Seluruh skuad PSMS wajib tampil mati-matian untuk menjawab tantangan ini. Apalagi kami belum bisa menggunakan Stadion Teladan sebagai kandang, kecuali di ajang Copa Indonesia," kata kiper berkepala plontos ini.
Markus termasuk salah satu dari sebagian pemain PSMS yang sempat eksodus menyusul krisis yang dialami klub kebanggaan warga Medan itu pada awal kompetisi musim ini. Bersama Saktiawan Sinaga, Mahyadi Panggabean, Usep Munandar, Legimin Raharjo, kiper tim nasional ini memilih hijrah ke kesebelasan Persik Kediri.
Namun, perjalanan Persik menghadapi musim baru ternyata tidak mulus. Tim "Macan Putih" julukan Persik Kediri terjerembab akibat hantaman badai krisis keuangan.
Buntutnya, Markus memutuskan "pulang kampung" ke Medan di akhir putaran pertama. Selain kondisi keuangan PSMS yang cukup sehat, ia juga ingin membayar utang atas kesalahannya meninggalkan PSMS Medan yang berjuluk "Ayam Kinantan".
Saat ini, PSMS memang terpuruk di urutan terbawah klasemen sementara ISL. Namun, berbeda di Copa Indonesia 2008-09, PSMS justru berkibar.
Mereka menempatkan diri sebagai salah satu dari delapan tim terbaik tahun ini. PSMS lolos ke babak delapan besar setelah menyingkirkan Persiraja Banda Aceh di babak 48 Besar dan PSPS Pekanbaru di babak 24 Besar, serta Persiba Bantul pada babak 16 Besar.
Sukses masuk delapan besar ini menjadikan PSMS kembali diperhitungkan menjadi kandidat juara Copa Indonesia. Tidak hanya itu, PSMS juga mencatat hasil bagus di ajang Piala AFC. Pada laga pertama penyisihan grup, PSMS berhasil mengalahkan wakil Malaysia, Johor FC 3-1.
"Berat memang dengan jadwal kompetisi yang padat tersebut. Yang pasti, target utama kami bisa keluar dari zona degradasi di ISL dan terus eksis di arena Copa Dji Sam Soe Indonesia," katanya.
Markus sendiri tidak ingin berangan-angan. Menurut pemain kelahiran Pangkalan Brandan, 14 Maret 1981 ini, tugasnya adalah tampil sebaik mungkin di setiap pertandingan.