SELAMAT JALAN SANG GURU BANGSA
TokohIndonesia 31/12/2009: Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid, yang akrab dipanggil Gus Dur, meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Rabu (30/12) pukul 18.45. Indonesia dan dunia berduka. Mantan Ketua Umum PBNU, kelahiran Jombang, Jawa Timur, 4 Agustus 1940 itu adalah guru bangsa. Mengabdi demi bangsa dalam keanekaragaman.
Presiden RI Susilo BambangYudhoyono semalam menyampaikan dukacita mendalam atas nama negara, pemerintah, dan pribadi atas meninggalnya Gus Dur, Presiden Republik Indonesia periode 1999-2001 itu. Presiden meminta masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang selama sepekan sebagai bentuk penghormatan dan berkabung.
Didampingi Wakil Presiden Boediono dan sejumlah menteri, Presiden menjelaskan, negara akan memberikan penghormatan tertinggi kepada mendiang Gus Dur dengan upacara kenegaraan untuk pemakaman yang akan dilaksanakan di Jombang, Kamis 31/12/2009, yang dipimpin langsung oleh Presiden.
Pemberangkatan jenazah dari rumah duka di Ciganjur, Kamis pagi, dipimpin Ketua MPR Taufik Kiemas. Jenazah diterbangkan melalui Surabaya dan disamput dengan upacara militer yang dipimpin Panglima TNI.
Ketua Tim Dokter Yusuf Misbah yang merawat Gus Dur sejak 26 Desember 2009 memberi keterangan perihal kepastian telah wafatnya Gus Dur di RSCM. Yusuf didampingi Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih.
Menurut Yusuf, Gus Dur masuk rumah sakit dalam kondisi kesehatan yang menurun setelah melakukan ziarah ke makam sejumlah ulama di Jawa Timur. Disebut, kondisi Gus Dur sempat membaik selama perawatan. Namun, Rabu 30/12 sekitar pukul 11.30, kesehatannya mendadak memburuk terkait komplikasi penyakit yang dideritanya selama ini, yaitu ginjal, diabetes, stroke, dan jantung. Pukul 18.15, tim dokter menyatakan kesehatan Gus Dur dalam kondisi kritis. Dialkukan perawatan intensif oleh tim dokter. Namun nyawanya tidak tertolong, dan dinyatakan meninggal pukul 18.45, Rabu (30/12).
Dalam kondisi kritis, Presiden SBY sempat menemui istri Gus Dur, Ny Sinta Nuriyah Wahid. Setelah itu, masuk ke ruang perawatan. Turut mendampingi Presiden adalah tim dokter dan suami putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid, Dhohir Farisi.
Guru Bangsa
Indonesia kehilangan guru bangsa. Dia seorang tokoh yang tak pernah lelah untuk mencerahkan pikiran segenap komponen bangsa. Seringkali banyak orang kurang memahami jalan pikirannya, sehingga sering dianggap kontroversial. Dia seorang pembela kebenaran. Pejuang keanekaragaman.
Guru bangsa yang negarawan. Itulah Gus Dur yang memiliki komitmen kuat tentang pluralisme Indonesia. Seorang tokoh pembawa pemikiran Islam modern dalam semangat tradisional. Sehingga terkadang dia dituduh terlalu liberal dalam pikiran tentang keagamaan. Selamat Jalan Guru Bangsa
Presiden RI Susilo BambangYudhoyono semalam menyampaikan dukacita mendalam atas nama negara, pemerintah, dan pribadi atas meninggalnya Gus Dur, Presiden Republik Indonesia periode 1999-2001 itu. Presiden meminta masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang selama sepekan sebagai bentuk penghormatan dan berkabung.
Didampingi Wakil Presiden Boediono dan sejumlah menteri, Presiden menjelaskan, negara akan memberikan penghormatan tertinggi kepada mendiang Gus Dur dengan upacara kenegaraan untuk pemakaman yang akan dilaksanakan di Jombang, Kamis 31/12/2009, yang dipimpin langsung oleh Presiden.
Pemberangkatan jenazah dari rumah duka di Ciganjur, Kamis pagi, dipimpin Ketua MPR Taufik Kiemas. Jenazah diterbangkan melalui Surabaya dan disamput dengan upacara militer yang dipimpin Panglima TNI.
Ketua Tim Dokter Yusuf Misbah yang merawat Gus Dur sejak 26 Desember 2009 memberi keterangan perihal kepastian telah wafatnya Gus Dur di RSCM. Yusuf didampingi Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih.
Menurut Yusuf, Gus Dur masuk rumah sakit dalam kondisi kesehatan yang menurun setelah melakukan ziarah ke makam sejumlah ulama di Jawa Timur. Disebut, kondisi Gus Dur sempat membaik selama perawatan. Namun, Rabu 30/12 sekitar pukul 11.30, kesehatannya mendadak memburuk terkait komplikasi penyakit yang dideritanya selama ini, yaitu ginjal, diabetes, stroke, dan jantung. Pukul 18.15, tim dokter menyatakan kesehatan Gus Dur dalam kondisi kritis. Dialkukan perawatan intensif oleh tim dokter. Namun nyawanya tidak tertolong, dan dinyatakan meninggal pukul 18.45, Rabu (30/12).
Dalam kondisi kritis, Presiden SBY sempat menemui istri Gus Dur, Ny Sinta Nuriyah Wahid. Setelah itu, masuk ke ruang perawatan. Turut mendampingi Presiden adalah tim dokter dan suami putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid, Dhohir Farisi.
Guru Bangsa
Indonesia kehilangan guru bangsa. Dia seorang tokoh yang tak pernah lelah untuk mencerahkan pikiran segenap komponen bangsa. Seringkali banyak orang kurang memahami jalan pikirannya, sehingga sering dianggap kontroversial. Dia seorang pembela kebenaran. Pejuang keanekaragaman.
Guru bangsa yang negarawan. Itulah Gus Dur yang memiliki komitmen kuat tentang pluralisme Indonesia. Seorang tokoh pembawa pemikiran Islam modern dalam semangat tradisional. Sehingga terkadang dia dituduh terlalu liberal dalam pikiran tentang keagamaan. Selamat Jalan Guru Bangsa